20 September 2008, suatu hari yang kunanti-nanti. Hari itu, aku dan teman-temanku akan mudik ke rumah, Pagaralam. Senang rasanya bisa pulang, atpi sedih juga meninggalkan teman-teman semua. Mudik kali ini ialah kepulanganku ke rumah untuk yang kelima kalinya. Di liburan kali ini, aku bisa berada di rumah kira-kira selama tiga minggu untuk merayakan hari besar umat Islam bersama keluarga, Idul Fitri 1429 H. Kali ini, aku berangkat dengan teman-temanku lainnya, teman-teman dari Pagaralam juga, Arie(42), Cefti dan Desi(44), serta Ali dan Ririn(45).
20 September 2008
05.00 : Aku dan Arie baru packing barang-barang karena malamnya ketiduran.
06.00 : Baru selesai beres-beresnya padahal mau berangkat jam pagi.
06.32 : Pamitan sama anak-anak kostan dan berangkat. Rute perjalanannya: Balio-Laladon-Baranang Siang-Kali Deres.
07.30 : Sampai juga di terminal Baranang Siang, langsung naik bis Bogor-Kalideres. Bisnya baru berangkat jam 8-an. Tidak terasa, aku pun tertidur seperti biasanya tiba-tiba terbangun karena mendengar suara-suara. Suara itu berasal dari seorang pengamen yang umurnya 30-an. Kulihat di luar jendela sepertinya sudah sampai di Jakarta.
10.05 : Akhirnya sampai juga di terminal Kali deres. Langsung bayar tiket bis dan ternyata bisnya baru berangkat jam 12 padahal janjinya jam 11.
11.32 : setelah menunggu, akhirnya kami masuk ke bis walau bisnya belum bergerak.
11.52 : Bisnya bergerak juga dari tempatnya tapi tidak keluar dari terminal. Baru setelah jam 12 lewat bisnya berangkat.
14.30 : Sampai juga di Pelabuhan Merak
14.45 : Kami masuk ke kapal, cari musholah.
15.10 : Kami berdiri di pinggir kapal, melihat laut, pulau, dan matahari.
18.10 : kami masih berada di dalam kapal tapi sudah di dalam bis. Alhamdulillah, maghrib tiba, buka puasa yuuukk
19.00 : Sampai juga di rumah makan di Kalianda, Lampung. Setelah sholat, kami ingin makan dulu. Baru saja makan beberapa sendok, tiba-tiba ada pengumuman yang intinya kami harus segera kembali ke bis. Kami abaikan saja pengumuman itu dengan tetap makan. Perjalanan pun dilanjutkan
Aku dan teman-teman pun terlelap di dalam bis.
21 September 2008
02.23 : Kami sampai di pemberhentian selanjutnya, rumah makan di Batu Raja, Sumsel. Setelah ke kamar mandi, kami pun ingin makan sahur. Baru saja mau makan, ada pengumuman lagi. “Penumpang Lantra Jaya diharapkan kembali ke bis”. Aneh, karena kami mau makan, pengumuman itu kami abaikan. Kami tetap makan tapi agak dipercepat. Setelah makan, perjalanan pun dilanjutkan.
06.00 : Aku terbangun dari tidurku, bisnya berhenti, ada apa ini???!! Ternyata radiatornya rusak. Kami pun segera keluar dari bis dan menumpang sholat di salah satu rumah warga (padahal sudah jam 6 pagi, hehe). Kami berada di Muara Enim, 3 jam perjalanan lagi menuju Pagaralam. Bisnya sedang diperbaiki, kami hanya menunggu.
07.20 : Bis belum selesai diperbaiki. Tiba-tiba ada bis Lantra yang ekonomi, mereka mencoba menolong tapi tetap saja bisnya mogok. Solusi yang mereka tawarkan ialah dengan memindahkan penumpang ke bis ekonomi tetapi Cuma untuk penumpang yang ingin ke Lahat. Kalau kami ikut, perjalanan Lahat-Pagaralam ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam. Penumpang yang tujuannya ke Lahat sudah pindah ke Bis ekonomi sementara yang tujuannya ke Pagaralam bertahan di bis yang rusak sambil menunggu bis Lantra lainnya yang lewat. Ternyata, hanya kami berenam yang tujuannya ke Pagaralam. Kami menunggu di bis yang rusak bersama supir dan bebrapa orang yang mencoba memperbaiki bis.
07.40 : Kami masih berada di dalam bis yang rusak, menunggu dan menunggu.
08.16 : Bis lainnya tiba, kami dipindahkan ke bi situ. Walau kami duduk di belakang bahkan duduk bertiga di dua kursi. Alhamdulillah, beberapa menit kemudian ada penumpang yang turun di Muara Enim, kami bisa duduk di kursi tengah. Aku pun tertidur lagi.
10.30 : Aku pun terbangun lagi dan kulihat bisnya berhenti. Knpa ini??!! Ternyata bisnya rusak, supir dan lainnya mencoba memperbaiki. Kami sekarang berada di Pulau Pinang, Kabupaten Lahat, masih 1 jam lagi menuju Pagaralam.
11.00 : horeee,,,, bisnya bisa jalan lagi.
11.35 : Bisnya tiba-tiba berhenti kembali, mogok lagi deh….
11.39 : Setelah diperbaiki, bisnya bisa jalan lagi
11.51 : Bisnya mogok lagi, untungnya sudah melewati Ndikat, perbatasan Lahat-Pagaralam. Ndikat, merupakan jembatan yang menghubungkan dua bukit yang tinggi. Rawan terjadi kecelakaan disana.
12.05 : Lanjut, jalan lagi bisnya…
12.08 : Mogok lagi
12.18 : kami dijemput oleh Ayahnya Ririn,,,, pindah dari bis ke mobil,,, horeee… Bye bis yang mogok…
13.00 : Alhamdulillah, sampai juga di rumah…
Makasih buat ayahnya Ririn yang sudah mengantar sampai bekas bioskop (deket rumah). Sampai sekarang, aku tak tau kabar bis yang mogok tersebut. Di bis situ masih ada sebuah keluarga besar yang akan melanjutkan perjalanan lagi dr Pagaralam. Jika aku masih bertahan di dalam bis tersebut, mungkin sore hari baru tiba di rumah.
Senangnya bisa sampai rumah…^_^ V
Ni lagi di terminal Kali Deres
Kalau yang ini di kapal, Selat Sunda
Yang ini juga masih di kapal…