Lewati navigasi

Kepulauan Derawan, salah satu destinasi travel domestik yang sangat ingin saya kunjungi saat ini. Kepulauan Derawan berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kepulauan ini terdiri dari 31 pulau dan yang paling terkenal di antaranya adalah Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Sangalaki, dan Pulau Kakaban.  Mengapa saya ingin sekali mengunjungi Kepulauan Derawan? Berikut alasannya:

  • Kepulauan Derawan dijuluki dengan sebutan The Coral Triangle di dunia karena kepulauan ini mempunyai keaneragaman hayati yang sangat tinggi. Kepulauan Derawan adalah bagian dari Ekoregion Laut Sulu-Sulawesi yang melintasi Indonesia, Malaysia dan Filipina. Terumbu Karang di kepulauan ini mencakup 53% terumbu karang dunia.
  • Kepulauan Derawan merupakan salah satu tujuan wisata diving dan snorkeling terbaik di dunia.
  • Saya sangat suka sekali keindahan alam Indonesia, termasuk keindahan pantai dan alam bawah laut. Bermain air di putihnya pasir pantai, berenang-renang di ombak yang gemercik, snorkeling melihat warna-warni binatang laut dan terumbu karang, serta menikmati sunrise dan sunset di tepi pantai dapat membuat perasaan saya bercampur aduk. Saya ingin sekali ke Derawan.

 

Menuju ke Kepulauan Derawan dari Jakarta tentunya lebih baik menggunakan pesawat terbang untuk menghemat waktu. Terdapat dua jalur yang sering traveler gunakan untuk menuju kepulauan ini dari Jakarta, yaitu melalui Kabupaten Berau atau Kota Tarakan transit melalui Kota Balikpapan. Namun untuk perjalanan ini saya akan melalui Kabupaten Berau karena ada saudara yang bertempat tinggal disana.

Jika saya diberikan uang 10 juta Rupiah untuk traveling, tentu saya ingin sekali berwisata ke Kepulauan Derawan. Saya akan langsung merencanakan perjalanan menuju Derawan untuk tanggal 30 Mei 2015 dan tentu saja tiket pesawat saya cari di aplikasi Traveloka yang sudah lama diinstall di handphone saya. Setelah membuka aplikasi Traveloka, langsung saja saya masukan tujuan dan tanggal penerbangan ke Berau. Saya memilih penerbangan Garuda paling pagi jam 05.35 WIB dari Bandara Soekarno Hatta menuju Balikpapan. Di Balikpapan, saya transit selama 1 jam 10 menit sebelum melanjutkan penerbangan dari Balikpapan menuju Berau pada pukul 10.00 WITA. Saya rela berangkat penerbangan pagi-pagi demi cepat sampai ke tujuan wisata. Untuk kenyamanan dalam penerbangan, Maskapai Garuda yang saya pilih karena selain tepat waktu, terdapat fasilitas web check-in, awak kabin dan kru pesawat yang ramah, juga menyediakan inflight entertainment dan meals selama penerbangan. Yang paling menyenangkan dari maskapai ini, terdapat reward setiap penerbangan pada akun Garuda Miles yang bisa ditukar dengan diskon belanja maupun tiket pesawat ataupun hotel.

tiket berangkattiket berangkat2

Hari Pertama (30 Mei 2015)

Setelah sampai di Kota Berau, saya akan menyewa kendaraan untuk mengantar saya berkeliling. Saya tidak akan langsung menuju Kepulauan Derawan, tetapi saya akan mampir dulu ke rumah Saudara saya di Berau dan mengajak mereka berdua untuk ikut serta dalam wisata ke Kepulauan Berau. Setelah bersilaturahmi, saya akan berkeliling di Kabupaten Berau dengan mengajak kedua saudara saya ikut serta. Objek wisata yang akan saya kunjungi adalah Istana Sambaliung dan Museum Battiwakal. Di Museum Battiwakal terdapat situs istana Gunung Tabur. Ada tiga kerajaan yang pernah berkuasa di Berau yaitu Kerajaan Berau, Kerajaan Sambaliung, dan Kesultanan Gunung Tabur. Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung merupakan pecahan dari Kerajaan Berau. Wisata sejarah memiliki keunikan tersendiri yaitu dapat mempelajari budaya dan bukti sejarah di Kabupaten Berau.

Setelah berwisata sejarah, saya akan menginap dulu satu malam di Berau. Untuk mencari hotel di Berau, saya menggunakan aplikasi Traveloka dan tidak menyangka ada hotel yang ditawarkan oleh Traveloka di Berau. Hotel yang akan saya pesan adalah Cantika Swara Resort dan Convention karena hotel ini memiliki review positif di aplikasi Traveloka.

review hotelhotel

review hotel

Saya beristirahat untuk menyiapkan energi di perjalanan esok harinya menuju Pulau Derawan.

Hari kedua (31 Mei 2015)

Setelah makan pagi di hotel, sekitar jam 8 pagi saya checkout dari hotel dan bersiap menuju Tanjung Batu untuk naik speed boat ke Pulau derawan. Namun sebelumnya, saya akan menjemput kedua saudara saya dari rumahnya untuk mengikuti wisata ke Kepulauan Derawan. Perjalanan dari Tanjung Redeb tempat kami menginap ke Tanjung Batu kurang lebih memakan waktu 2,5 jam perjalanan. Perjalanan menggunakan speed boat ke Pulau Derawan dari tanjung Batu ditempuh dalam waktu  30 menit. Saya akan check in terlebih dahulu di Dive Resort Pulau Derawan untuk 1 kamar deluxe triple dengan harga Rp 800.000,- per malam. Setelah meletakkan barang-barang, kami tidak akan melewatkan kesempatan untuk menjelajah Pulau Derawan. Kami akan snorkeling di sekitar Pulau Derawan, berenang bersama penyu, berkeliling Pulau Derawan, dan pada malam harinya kami akan melihat penyu bertelur di Dive Resort Derawan.

Pulau Derawan — Gambar sebagai ilustrasi, diambil dari http://www.diluhur.com

Hari Ketiga (1 Juni 2015)

Di hari ketiga perjalanan saya, saya akan check out dari Dive Resort Derawan dan segera menyewa speedboat menuju Pulau Gusung (pulau pasir). Setelah ke Pulau Gusung, kami menuju Pulau Sangalaki. Di Pulau Sangalaki, tentu saya akan bermain air lagi, snorkeling, dan menuju penangkaran penyu. Di Pulau Sangalaki terdapat salah satu tempat terbaik untuk snorkeling. Menjelang sore hari, speed boat kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Maratua. Di Pulau Maratua, selain bermain air dan snorkeling, kami akan menikmati sunset dan menghabiskan malam dengan menginap di Water Villa. Villa ini berada di atas air laut, tentunya dengan pemandangan yang sangat menakjubkan.

Gambar sebagai ilustrasi diambil dari http://www.kakabantrip.com

Water Villa, Pulau Maratua — Gambar sebagai ilustrasi diambil dari http://www.borneotourstravel.com/

Hari Keempat (2 Juni 2014)

Bangun pagi di Pulau Maratua tentu sangat menyenangkan. Kami akan langsung disuguhi oleh pemandangan laut dengan air jernih memantulkan cahaya biru. Hari keempat, kami lanjutkan menuju Pulau Kakaban. Yang paling terkenal di Pulau Kakaban adalah Danau Kakaban karena disinilah kami dapat berenang dengan ubur-ubur tanpa harus takut disengat.

Danau Kakaban — Gambar sebagai ilustrasi diambil dari lolosianipar.files.wordpress.com

Setelah puas bermain di Pulau Kakaban, siangnya kami langsung kembali lagi ke Water Villa untuk mandi dan check out. Speed boat siap mengantar kami kembali ke Pelabuhan Tanjung Batu. Perjalanan speed boat dari Pulau Maratua ke Pelabuhan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dari Tanjung Batu, saya kembali menginap di Cantika Swara Resort dan Convention untuk beristirahat dan berpamitan dengan kedua saudara saya.

hotelhotel 2

Hari kelima (3 Juni 2015)

Setelah beristirahat di hotel sehabis berwisata di Kepulauan Derawan, tiba saatnya saya harus meninggalkan Kabupaten Berau dan kembali ke Jakarta. Maskapai yang saya gunakan tentunya Garuda Indonesia dengan pemesanan melalui aplikasi traveloka.

tikettiket

Mengapa Traveloka?

Mengapa saya senang sekali menggunakan aplikasi traveloka untuk booking tiket pesawat maupun hotel? Tentu saja banyak hal yang membuat saya menggunakan aplikasi ini, antara lain:

  • Traveloka sudah terkenal dengan harga termurah untuk tiket pesawat. Apalagi menggunakan aplikasi, harganya lebih murah dari website. Saya sudah membandingkan dengan website dan aplikasi travel lainnya, namun tetap traveloka yang memberikan harga termurah.
  • Tanpa hidden fee, harga yang dicantumkan benar-benar harga akhir yang akan kita bayar.
  • Sangat mudah digunakan. Booking tiket pesawat dan hotel jadi sangat mudah. Kurang dari 5 menit, pemesanan sudah diproses.
  • Banyak pilihan pembayaran. Saya senang menggunakan pilihan pembayaran Mandiri Click Pay di Traveloka sehingga tidak perlu transfer lagi. Apabila saya sedang tidak ada uang, saya menggunakan pembayaran menggunakan kartu kredit dan hebatnya tidak ada biaya administrasi untuk pembayaran menggunakan kartu kredit. Tidak seperti aplikasi booking tiket lainnya yang menambahkan biaya administrasi untuk pembayaran menggunakan kartu kredit.
    pembayaran
  • Tiket muncul paling lambat 15 menit setelah pembayaran bahkan tanpa harus konfirmasi terlebih dahulu. Selain lewat email, ringkasan tiket juga disampaikan melalui sms.
  • Yang pasti dan paling menyenangkan, sering sekali ada promo potongan harga dari aplikasi Traveloka.

Itinerary Perjalanan

Berikut ringkasan itinerary perjalanan selama 5 hari ini:

Tanggal/Jam Kegiatan
30 Mei 2015
03.30 – 05.00 WIB Perjalanan dari rumah ke Bandara Soekarno Hatta
05.35 WIB – 10.50 WITA Penerbangan Jakarta – Balikpapan – Berau
11.00 – 14.00 WITA Silaturahmi ke rumah saudara
14.00 – 18.00 WITA Menuju Istana Sambaliung dan Museum Battiwakal
18.00 – 19.00 WITA Perjalanan menuju Cantika Swara Resort dan Convention dan check in hotel
19.00 – selesai Makan malam dan istirahat
31 Mei 2015
06.00 – 08.00 WITA Breakfast, check out, jemput saudara
08.00 – 10.30 WITA Perjalanan darat menuju Tanjung Batu dari Tanjung Redeb
10.30 – 11.30 WITA Persiapan naik speed boat dan perjalanan menuju Pulau Derawan
11.30 – 13.30 WITA Check in Derawan Dive Resort dan Makan Siang
13.30 – 18.00 WITA Explore Pulau Derawan, Snorkeling, berenang bersama penyu, menikmati sunset
18.00 – 23.00 WITA Makan malam dan istirahat
23.00 – 24.00 WITA Melihat penyu bertelur di sekitar Dive Resort
24.00 – selesai Istirahat
1 Juni 2015
06.00 – 07.30 WITA Breakfast, check out, persiapan hopping island
07.30 – 08.00 WITA Perjalanan ke Pulau Gusung (Pulau Pasir)
08.00 – 09.30 WITA Menikmati Pulau Gusung
09.30 – 10.00 WITA Perjalanan ke Pulau Sangalaki
10.00 – 14.30 WITA Snorkeling, eksplore Pulau Sangalaki, melihat penangkaran penyu, makan siang
14.30 –  15.00 WITA Perjalanan ke Pulau Maratua
15.00 – 15.50 WITA Check in Water Villa
15.30 – 18.00 WITA Snorkeling di sekitar Pulau Maratua, menikmati sunset
18.00 – selesai Makan malam dan istirahat
2 Juni 2015
06.00 – 07.30 WITA Breakfast, persiapan hopping island (Pulau Kakaban)
07.30 – 08.00 WITA Perjalanan ke Pulau Kakaban
08.00 – 11.30 WITA Explore Danau Kakaban dan Pulau Kakaban
11.30 – 12.00 WITA Perjalanan kembali ke Pulau Maratua
12.00 – 14.00 WITA Makan siang dan persiapan check out dari Water Villa
14.00 – 16.00 WITA Perjalanan speed boat dari Pulau Maratua ke Pelabuhan Tanjung Batu
16.00 – 18.30 WITA Perjalanan darat Tanjung Batu ke Cantika Swara Resort dan Convention, Tanjung Redeb
18.30 – 19.00 WITA Check in hotel Cantika Swara Resort dan Convention
19.00 – selesai Makan malam dan istirahat
3 Juni 2015
08.00 – 10.00 WITA Breakfast, check out
10.00 – 10.30 WITA Perjalanan menuju Bandara Kalimarau
10.30 – 11.30 WITA Check in dan persiapan boarding
11.30 WITA – 15.40 WIB Perjalanan Berau – Balikpapan – Jakarta
15.40 – 18.00 WIB Perjalanan kembali ke Rumah

Rincian Biaya

Berikut rincian biaya untuk perjalanan ini:

rincian

Walaupun tulisan ini baru sekedar mimpi, saya yakin suatu saat akan menjelajahi Kepulauan Derawan. Jernihnya air laut, putihnya pasir pantai, indahnya alam bawah laut di Kepulauan Derawan membuat saya semakin ingin menjelajahinya. Derawan, tunggu aku pasti datang.

Bismillahirrohmanirrohim…

Akhirnya, tiba juga saat yang kami tunggu-tunggu, yah, LIBURAAAAAN! Horaaayyy! Mengingat penatnya rutinitas sehari-hari, sudah jauh-jauh hari kami rencanakan untuk berlibur. Kali ini, tempat yang akan kami singgahi yaitu Malang dengan tujuan utama ialah Gunung Bromo dan Pulau Sempu. Awalnya kami hanya merencanakan ke Bromo dan Bangkalan Madura *pengen liat Suramadu, norak yah, hahaha*, tapi karena rasa penasaran akan keindahan Segara Anakan di Pulau Sempu, kami membuat rencana ‘dadakan’ kesana.

Jumat, 20 Januari 2012, hari yang memang kutunggu-tunggu, yup, aku sudah membawa ranselku ke kantor dengan semua perlengkapan liburan. Kami akan naik kereta Gajayana pemberangkatan pukul 17.30 WIB dari Gambir menuju Stasiun Kota Baru Malang.

17.00 WIB

Aku baru sampai di Gambir karena sebelumnya tawar menawar dengan abang ojeg dari depan kantor gagal dan akhirnya naik bajaj. Dini udah nunggu dari kapan tau, menjadi penghuni gambir. Mungkin Dini was-was takut ga’ ketemu, soalnya tiket keretanya ada di tanganku, ahaha. Was-was juga nunggu si Nunung yang lagi dalam perjalanan Bandung-Jakarta karena abis outbond disana. Akhirnya Nunung sampe juga 10 menit menjelang keberangkatan kereta. Berbekal nasi padang beli di stasiun, kami siap menanti kereta Gajayana.

17.30 WIB

Kereta pun segera tiba, tiket sudah dipindahtangankan ke Dini. Saking senengnya, kita salah masuk gerbong karena ga bisa bedain mana nomor kursi mana nomor gerbong. Pelajaran No.1 dari perjalanan ini, perhatikanlah dengan benar tiket yang sudah dibeli, jangan sampai bingung sama tiket sendiri. Well, perjalanan dimulai. Jugijagijugijagijug… Kereta meluncur, bismillah kami awali perjalanan kami. Moga hari cerah J.

Sabtu, 21 Januari 2012

09.50 WIB

Kereta Gajayana mengalami keterlambatan dan berhenti di Stasiun Kota Baru Malang. Perjalanan sesungguhnya baru akan dimulai. Dari stasiun, kami akan langsung menuju Hotel Aloha, yang kalau di peta cuma sekitar 400 meter dari stasiun dengan rute lurus, belok kiri, belok kanan *bingung yah ;)* (Jln Kertanegara – Jln Sultan Agung – Jalan Gajahmada). Sesampai di Hotel Aloha, sesosok manusia yang sudah lama tak terlihat raganya sudah menunggu kami, yah, si Supi sudah siap menjadi guide kami hari ini. Setelah check in kamar, kami langsung mencari makanan di sekitar stasiun dan berjodohlah kami dengan sepiring nasi rawon seharga Rp 7.500,-.

Stasiun Kota Baru Malang

Stasiun Kota Baru Malang

11.30 WIB

Setelah puas makan nasi rawon deket stasiun, kami langsung jalan kaki menuju Tugu Kota Malang. Lokasinya persis berada di depannya Balai Kota Malang. Tugu ini tidak terlalu tinggi, yang dikelilingi oleh kolam teratai yang sedang bermekaran. Pemotretan dimulai!!! Mulai dari pose kalem sampe pose loncat-loncat ga jelas yang diulang berkali-kali biar dapet momen melayang di udara. Hasilnya, meningkatnya stok foto background kalender sampe tahun 2013. Hahaha. Setelah puas foto-foto, jalan lagi menuju hotel, saatnya mandi sebelum tur selanjutnya..

Tugu Kota Malang

Tugu Kota Malang

13.00 WIB

Semua sudah pada mandi, kecuali 1 orang yang ga’ mandi *hayooh ngaku tuh*. Tanzil yang nyusul dari Jakarta pake pesawat tadi pagi juga udah nyampe. City Tour dimulai! Tujuan pertama adalah warung bakso Malang depan SMA 3, yup, kami makan lagi :D. Karena laper mata, nyaris semua jenis bakso diambil, bener-bener full. Lanjut ke MOG (Mall Olympic Garden) *bener ga yah kepanjangannya* dengan tujuan utama nyari kaos kaki buat persiapan ke Gunung Bromo. Usut punya usut katanya kalo beli di Bromo harganya lebih mahal, jadi jauh-jauh ke Malang cuma buat nyari kaos kaki nih? hihi. Di sebelahnya MOG, ada Stadion Gajayana, dengan harapan ketemu atlet ganteng yang lagi latihan, kami para cewek-cewek ini muter-muter stadion dan tak lupa foto-foto *lagi*. Harapan tinggallah harapan, jangankan ketemu atlet, stadionnya aja dikunci. Yah belum berjodoh kitaaa 😀
Tujuan selanjutnya ialah Alun-Alun Kota Malang, sekalian mampir di Masjid Agung Malang. Bermodal kepercayaan yang tinggi pada ‘Sang Guide’, Supi, kami pun berjalan kaki menuju Alun-Alun dari Stadion Gajayana yang katanya ‘deket’ jaraknya. Ternyata lumayan lama juga yah baru nyampe Alun-Alun, anggap saja olahraga sekalian liat-liat sekeliling. Setelah solat Ashar, lanjut pemotretan lagi di Alun-Alun dengan tema “Gadis dengan Gelembung Sabun”. Sayangnya alam berkehendak lain, baru mulai niup-niup gelembung sabun, hujan turun. Segera kabur dari Alun-Alun, berteduh di Toko “Oen”, mencicipi es krim disana sambil menunggu hujan reda.. Toko “Oen” ini udah ada sejak tahun 1930 loh, dengan ornamen-ornamen khas jaman dulu. Hujan cepatlah reda, kami menanti hangatnya mentari.

Stadion Gajayana

Es Krimnya Toko “Oen”

Foto-foto dulu sebelum makan es krim

17.00 WIB

Kami kembali ke hotel, dan Supi kembali ke rumahnya. Persiapan untuk perjalanan ke Bromo nanti malam. Istirahat dulu sejenak di kamar hotel.

Minggu, 22 Januari 2012

00.00 WIB

Personil jalan-jalan bertambah lagi, selain aku, Dini, Nunung, Tanzil, Supi “Sang Junior Guide”, kami kedatangan “Sang Senior Gude”, Erwin, khusus diberangkatkan dari Kalimantan. Perjalanan ke Bromo baru akan dimulai jam 1 pagi. Untuk bekal di Bromo nanti, kami membeli makanan ringan di deket stasiun (martabak, roti, minuman, dan snack2an) biar ga kelaparan.

01.00 WIB

Bismillah, kami berenam beserta supir berangkat menuju Bromo. Mendaki gunung lewati lembah ditemani dengan alunan musik “Mengejar Matahari”-nya Ari Lasso. Semoga hari cerah semoga hari cerah.  Perjalanan ditempuh kurang lebih 2 jam, disertai insiden mual-mual khasku karena ga tahan dingin dan jalanan yang berliku-liku. ;p

03.10 WIB

Sampai di meeting point, kami disambut dengan angin dingin menembus kulit. Brrrrr… dinginnya.. disini saja sudah menggigil, apalagi nanti di Pananjakan, view pointnya sunrise. Di meeting point ini, semua yang akan ke Pananjakan berkumpul. Ramai sekali. Penjual-penjual menjajakan dagangannya, mulai dari kaos kaki, syal, sarung tangan, bahkan penyewaan jaket. Di sekeliling tempat ini juga terdapat warung-warung kopi yang menjadi tempat untuk menghangatkan diri sejenak. Di tempat inilah, kendaraan yang dibawa oleh para wisatawan/pendaki/backpacker/atau apapun lah istilahnya, parkir, karena untuk menuju Pananjakan harus menggunakaan jeep sewaan karena medannya yang cukup sulit. Sekitar pukul setengah 4, kami melanjutkan perjalanan menuju Pananjakan.

04.15 WIB

Jeep berhenti, dan kami masih harus berjalan menuju Pananjakan. Dinggggiiiiiiiiiiin sedingin-dinginnya. Gerimis pun menemani, akankah ada sunrise? Di perjalanan, kami berhenti di suatu warung dan menyewa jaket karena tak tahan akan dinginnya udara disana. Memakai 2 lapis jaket pun masih terasa dingiiiin. Kami bersama dengan yang lainnya berkumpul di Pananjakan, gelap, menanti matahari. Tak lupa sholat subuh dulu ga’ pake wudhu alias tayamum karena ga tahan kena dinginnya air disana.

Dingiiin, membeku dalam gelap. Kami membeku, sambil menanti matahari menyibak semua awan-awan hitam yang menyelimuti bukit. Pelan-pelan cahaya muncul, namun matahari enggan menampakkan rupa bundarnya yang anggun. Ia masih malu-malu bersembunyi di balik awan dan bebukitan. Matahari, berikan secercah sinarmu untuk memecah kebekuan ini…

Pananjakan, tempat melihat sunrise

06.30 WIB

Kami berhenti di suatu warung dan menikmati jagung rebus untuk menghangatkan diri sekaligus mengisi perut. Perjalanan dilanjutkan kembali setelahnya, kami berjalan menuju jeep yang akan membawa kami ke kawah pasir Bromo. Alhamdulillah, hari menjadi cerah, yah hari cerah..

07.20 WIB

Sepanjang jalan menuju kawah pasir, terlihat indahnya ciptaan Tuhan YME. Gunung-gunung menjulang indah yang tertutup pohon menghijau bagaikan permadani raksasa. Indah sekali, Subhanallah.. Terbentang juga lautan pasir di kaki Gunung Bromo. Terima kasih ya Allah, menciptakan alam seindah ini.

Sesampai di lautan pasir, ada banyak kuda sewaan disana untuk menuju ke kawah pasir, tapi kami memilih jalan kaki sambil menikmati indahnya lukisan ini. Di lautan pasir ini, terdapat juga sebuah Pura tempat beribadah umat Hindu. Berjalan menanjak, menginjak gundukan-gundukan pasir. Dengan nafas terengah-engah, melalui ratusan anak tangga, sampai juga di puncaknya. Sebuah kawah yang masih aktif dan cukup dalam. Takut rasanya berdiri di atas puncak, karena pijakan yang sempit dipenuhi oleh banyak orang. Kami tidak berlama-lama di puncak, karena ternyata “Sang Junior Guide” takut ketinggian, hihihi.. Ayolah turun lagi dan kita pulang.

10.00 WIB

Jeep kami meninggalkan kawah pasir menuju meeting point dimana mobil sewaan kami berada. Kami kembali pulang menuju Kota Malang, meninggalkan indahnya permadani hijau yang penuh kesan.

Perjalanan masih panjang… Petualangan belum berakhir.. Mari bersiap ke petualangan selanjutnya hari ini..

Suatu hari di bulan Februari…

Bismillahirrohmannirrohim…

Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

Tulisan pertama di 2012 keluar juga, setelah lama udah vakum ga’ kerasa dari tahun lalu. Baiklah, di hari yang baik ini, saya mau nulis yang baik-baik juga yah..

Ok, dimulai aja yah..

Alhamdulillah lagi, ga’ kerasa saya sudah berada di tahun 2012. Suatu fase dimana saya telah mengalami banyak hal, merasakan banyak hal, mempelajari banyak hal, terima kasih Tuhan…

Satu hal yang saya pelajari dalam mengarungi hidup ini *ceileh ngomong apa sih saya*,

Hidup itu harus punya mimpi, mimpi itu dibangun dengan usaha, kerja keras, dan doa. Bila ternyata mimpi itu tak bisa dicapai, coba evaluasi diri, jangan menyalahkan orang lain. Jangan terlalu kecewa terlalu dalam sehingga seolah-olah hidup sudah tak ada artinya lagi. Evaluasi diri, evaluasi diri, evaluasi diri. Mungkin caranya yang salah, mungkin niatnya juga yang masih kurang baik, atau mungkin terlalu memaksakan kehendak, mungkin dengan kegagalan sebenarnya kita telah diberikan kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi. Sekali lagi, semua harus atas izin-Nya.

Jalan kebaikan masih terbuka lebar, tak peduli betapa buruknya kita di masa lalu, saya yakin, Tuhan Maha Pemaaf, Maha Mendengar, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.

Oke, baiklah. Cukup sekian dulu coretan di pagi menjelang siang  yang penuh kebaikan hari ini…

Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua..

Aamiin 🙂

Aku hanya terdiam, menatapi benda berbentuk kotak di hadapanku. Tanpa melakukan apapun. Benda ini menjadi saksi bisu yang menatapku pagi ini. Menatapku yang sedang terdiam, kosong, sesekali mengambil selembar tisu, untuk mengusap tetesan air yang bergulir. Lagi-lagi, aku telah mengkorupsi waktu hari ini.

Tak tahu kenapa, makin hari aku semakin melemah, semakin tak berarti.
Lagi-lagi aku tak tahu rasa apakah ini, yang ku tahu rasa ini tak bisa hilang dan semakin mengakar.
Aku tak tahu kapan ini bermula, tapi rasanya tak ingin mengakhiri.
Sekali lagi aku memang tak tahu, tak tahu apa-apa.

Ya Allah,
Jika harus ku terjatuh, maka ikhlaskanlah hatiku untuk menerima, dan ringankanlah langkahku
Jika tidak, mudahkanlah langkahku, berilah aku jalan.
Hanya Engkau yang mampu membolak-balikan hati,
Hanya Engkaulah Sang Pemilik Hati
Aku hanya bisa berdoa, berusaha
dan tetap percaya pada semua Ketentuan-Mu…

Yah.. aku masih percaya…

Dua jam berlalu, aku masih terpaku menatap benda kotak di hadapanku…
Ya Allah kuatkan hatiku, maafkan aku…

Sore yang mendung, aku berjalan seperti biasanya. Menyusuri jalanan menuju tempatku berteduh. Berjalan dengan penatnya. Entah mengapa kepala ini terasa berat, dada ini terasa sesak. Seakan-akan memasuki ruang hampa udara. Bergejolak dengan semua pikiran-pikiran aneh. Seolah-olah akulah manusia yang paling hina, dari negeri yang tidak terjamah. Akupun bertanya, mengapa?

Kususuri jalanan itu, Terdengar bisingnya kendaraan yang lalu lalang, melintas dengan cepat seakan ingin meninggalkan jalanan ini sesegera mungkin. Debu pun berterbangan menambah kehirukpikukan jalanan ini. Kulihat mereka, yang sedang berlomba menggapai ujung jalan. Mereka harus terhenti karena sebuah benda yang memancarkan warna merah itu, benda yang membuat kemacetan panjang. Mereka pun berjalan perlahan, perlahan, sampai pada waktunya mereka akan berlari lagi.

Kulihat juga orang-orang lainnya di pinggir jalan. Sebagian menjajakan tumpangan menuju ujung jalan, sebagian lagi sibuk mencari dan menunggu tumpangan itu. Semua berhamburan, keluar dari kotaknya masing-masing. Menuju kotak lain di luar sana yang membuat mereka nyaman, tenang, dan merasa terlindungi… Yah, kotak itu adalah tempat sebaik-baiknya kotak, kotak yang penuh dengan kehangatan dan cinta, rumah mereka.

Kupandangi lagi sekelilingku, kunikmati semua alur cerita ini. Kurasakan nafasku setiap detiknya. Aku masih bisa bernafas, bernafas dengan cuma-cuma. Alhamdulillah….
Aku masih bisa melihat betapa indahnya lukisan Sang Pencipta.
Aku masih bisa mendengar harmoni kehidupan penyejuk jiwa.
Dan aku masih bisa menggerakkan kakiku untuk melangkah, mencari ujung jalan itu.
Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillahirobbilalamin..

Kau berikan aku nikmat yang tiada ternilai…
Kau berikan aku keluarga yang menyayangiku
Kau berikan aku teman-teman yang setia menemaniku
Kau berikan aku tempat persinggahan di kala panas dan hujan
Kau berikan aku anggota tubuh yang lengkap
Kau berikan aku akal pikiran untuk memecahkan permasalahan
Kau berikan aku perasaan sayang kepada ciptaan-Mu
Kau berikan aku pelajaran tentang kehidupan
Kau berikan aku segalanya…

Jadi, tak sepantasnya aku mengingkari takdir-Mu… Tak sepantasnya!
Terima kasih ya Allah atas nikmat setiap detiknya

Mel, yang pertama sekali harus diluruskan yaitu niat sempurnakan ikhtiar dan bertawakal untuk memutuskan sesuatu, Insyaallah kedepan selalu mendapat bimbingan dari Allah, selalu jadikan Allah sebagai penolong dan pelindung”.

Sore itu, 26 November 2010, kudapati pesan itu di inboxku. Aku terdiam sejenak dan tak sadar kalau air mata ini mengalir dengan sendirinya. Menetes dengan pelannya lalu membuatku terisak-isak di sebuah kamar kecil yang sempit memecah keheningan senja. Sebuah pesan yang membuatku sadar, masih ada yang peduli padaku. Pesan yang mengingatkanku akan apa sebenarnya niatku selama ini. Sudahkah aku bertawakal? Atau mungkin aku hanya berkeluh kesah selama ini? Sudahkah semua yang kulakukan hanya untuk mencari ridho-Nya? Aku hanya terpaku, tak bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. Terdiam dan menyesali apa yang telah kulakukan selama ini.

Niat, sesuatu yang mendasari apa yang ingin kita lakukan, apa tujuan dari kegiatan itu, dan bagaimana keyakinan kita terhadap jalan yang kita tempuh. Niat mendasari jalan pikiran kita. Apa yang kita niatkan itulah yang kita dapat. Setidaknya kalimat tersebut berlaku untukku. Mungkin niatku selama ini masih belum lurus hingga tak jarang kudapati kekesalan, kekecewaan, kegundahan dalam menghadapi semua aspek kehidupan. Mungkin aku terlalu rapuh ditempa gelombang kehidupan.  Terlalu rentan diterjang badai, hingga rasanya tak mampu berbuat apa-apa selain diam dan menyesal. Ah, aku harus bangkit!

Aku yakin, saat sudah diniatkan dengan baik, segala sesuatu akan berjalan dengan semestinya. Sesulit apapun keadaan yang kita alami, seberat apapun tekanan dari luar, sekuat apapun perangkap yang mengelilingi, ingatlah akan niat awal kita untuk mencari ridho-Nya, yakinlah Dia akan menjadi penolong dan pelindungmu.

#Didedikasikan untuk semua orang baik yang berada di lingkungan kurang baik. Semoga Allah melindungi kita semua. Amin.

 

Sudah 6 bulan lebih lamanya, tidak pernah menulis sepatah kata pun disini. Tepat tanggal 13 April yang lalu, tulisan terakhir  terpampang disini. Aku pun membisu setelah itu.

Delapan Bulan

Saat tulisan ini kuketik, nyaris delapan bulan aku berada disini, melakukan, mengamati, melihat, mendengar, merasakan, memikirkan sesuatu. Aku berusaha keras memikirkannya bahkan terlalu memikirkannya hingga kadang tak masuk logikaku sebagai makhluk yang berakal. Aku berpikir, berpikir mencoba memahami apa yang sebenernya terjadi di diriku, di mereka, di lingkungan sekitarku. Aku mencoba menganalisis peristiwa, tapi kadang tercampur-aduk dengan perasaan. Aku mencoba berontak, berlari, dan bersembunyi. Tapi kusadari, itu hanya sia-sia. Kulihat mereka tenang-tenang saja, lebih tenang dari air di dalam sumur yang tak tersentuh. Walau kadang mereka ricuh, bagai ombak di tepi karang curam. Ah, aku terlalu bimbang!.

Aku hanya bisa tersenyum :), tertawa :D, dan menangis :'(.

Kehidupan memang rangkaian kompleks. Mungkin sekompleks rumus-rumus yang ada di statistika dasar. Bahkan tidak mempunyai pola, sungguh menakjubkan. Semuanya ialah kejutan. Kejutan-kejutan kecil dari Tuhan.

Belajar Memaknai

Kejutan yang Ia berikan tiap detiknya, membuatku belajar dari waktu ke waktu. Aku mencoba bagaimana menyikapi kejutan itu. Kadang aku meledak, meledak memerah bagaikan sebuah bom waktu. Kadang aku tenggelam, bagai jangkar kapal yang terbenam. Kadang aku membatu. Tak tau mau berbuat apa lagi. Rangkaian peristiwa membuatku berpikir, aku harus berjuang, aku harus bersabar, aku harus tersenyum, aku harus bersyukur. Kapan pun dan dimana pun aku berada.

Terima Kasih Tuhan :).

Pengen sedikit berbagi cerita mengenai pekerjaan baru saya. Sebut saja tempat ini terdiri dari puluhan orang yang memakai seragam yang sama hampir tiap harinya.

Saya baru enam minggu kerja disini. Dengan status pegawai baru, tentu saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru, kerjaan yang baru, orang-orang yang baru. Baru beberapa minggu kerja disini banyak hal yang terjadi, saya amati, saya lihat, dan saya rasakan. Hmmm kadang enak, kadang ga enak.

Dimulai dari yang enak-enak dulu deh. Apa aja sih yang enak menurut saya di tempat kerja ini?

  1. Orangnya ramah-ramah, lingkungan penuh kekeluargaan.
  2. Suka kalau diajak rapat karena akan menambah pengetahuan baru. Walaupun saya cuma mendengarkan tapi dalam hati saya berseru, “finally, ada ilmu baru hari ini!!!”. Seneng bisa tau permasalahan-permasalahan dan solusinya walau nantinya saya disuruh buat notulensi rapat. Selain seneng juga dapet snack pas rapat, hehe. Lumayan pengganjal perut. 😀
  3. Seneng ngedengerin kalau ada yang ngomong bahasa Inggris
  4. Seneng dapet oleh-oleh kalau ada yang pulang dinas di luar provinsi.
  5. Seneng dapet makan pagi. Haha. Lumayan kalau lagi laper.
  6. Seneng masih ada yang suka ngingetin tentang agama.
  7. Seneng kalau tanggal muda, gajian, gajian, hahay, siapa sih yang ga seneng gajian.

Nah sekarang yang ga’ enaknya nih.

  1. Ga’ suka kalau ga’ ada kerjaan, jadi ga’ jelas gitu, sampe bosen, sen, sen dan ngantuk. Hoammmm
  2. Sampe sekarang belum ada kerjaan yang berbau statistik. T_T
  3. Ga’ suka dengan kerjaan yang kadang berbeda sama prinsip. Menyeramkan … >.<
  4. Ga’ suka denger orang ribut-ribut ga’ jelas apalagi ngomongin duit atau saling menyalahkan.
  5. Kadang merasa kayak tahanan. Kerjaan kok itu-itu aja. Saya ingin ilmu baru.

Enak ga enak harus dijalani. Kadang pengen kabur tapi ga tega dan ga pengen juga.  Tetap smangat dan jangan sampai terbawa arus.

Sore ini, sepulang kerja, di dalam angkot yang panas bagai dalam oven, aku duduk di pojok, lesu, berkeringat, dan mengantuk.  Melihat di sekelilingku, ramai dengan kendaraan lainnya. Gerah sekali rasanya dan inginku segera sampai ke kostan untuk beristirahat.  Di depan stasiun, seorang penumpang naik ke angkot tersebut, wajahnya tak asing bagiku. Yah, Beliau adalah dosenku waktu kuliah dulu. Dosen yang telah mengajar 3 mata kuliah kepadaku waktu itu. Aku hanya tersenyum 🙂 dan kulihat Beliau membalas senyumku. Mungkin Beliau ingat padaku, atau mungkin hanya membalas senyumku walau tak tau siapa aku….

Aku pun menghiraukan dosenku. Mataku pun sayup-sayup dan aku tertidur sejenak tapi tetap bisa mendengar keadaan di sekelilingku. Di dalam angkot, kudengar dosenku sedang ditelpon. Aku pun terjaga, karena ini pemberhentian terakhir. Aku harus melanjutkan perjalanan dengan menaiki angkot yang lainnya.

Di terminal, kulihat dosenku berjalan ke kanan dan aku melangkah ke kiri untuk mencari angkutan lain. Tak kusangka, Beliau menyapaku. Beliau masih ingat kalau aku ialah anak didiknya. Malu aku karena Beliau menyapaku duluan. Karena perjalanan kami searah, kami menaiki angkutan yang sama, dan ngobrol-ngobrol di dalam angkutan.

To be continued… *mau nonton workshop Indonesian Idol dulu yah 😀

Di suatu pagi di tempat kerja baru. Tempat yang saya sendiri masih ragu dan bertanya-tanya, apakah ini tempat terbaik untukku? Tempat yang diberikan oleh-Nya untukku.

Pagi itu, aku bertemu dengan orang-orang baru, dengan ramahnya saling menyapa. Mereka berbagi cerita, memberi sedikit gambaran. Hari itu, setelah diberi arahan dan dikenalkan dengan beberapa orang, kami diajarkan mengenai penanganan surat. Selanjutnya kami hanya duduk dan bercerita, sampai akhirnya satu persatu temanku dipanggil dan diberi amanah untuk mengerjakan sesuatu. Sedangkan aku, masih duduk terdiam, tanpa mengerjakan sesuatu…

Kulihat di sekelilingku, ruangan yang tidak terlalu besar terdiri dari 9 meja mengisi setiap sisi ruangan, beberapa kursi yang berpasangan dengan meja, 1 buah komputer di meja pojok, dan 1 buah mesin tik di sebelahnya. Meja-meja itu sepertinya sudah ada yang menghuninya. Dari ruangan itu, terlihat ruangan lain di sebelahnya, ukuran dan fasilitasnya kurang lebih sama dengan ruangan lainnya.

Di tengah lamunanku yang berlari entah kemana, seorang Bapak (salah satu petinggi disana) memanggilku untuk sekedar berkenalan dan berdiskusi. Hmm mungkin karena melihatku sendirian yang ga’ jelas dan senyum-senyum doang. Dia bercerita panjang lebar mengenai tempat ini, bagaimana menempatkan diri, bahkan tentang apa yang mungkin bisa dilakukan seorang statistisi disini nantinya.  Pemikirannya sedikit mengobati rasa penasaranku tentang apa yang bisa kulakukan disini dengan ilmu yang sudah kudapat sebelumnya. Ada beberapa nasihat dan pandangannya yang masih kuingat, diantaranya :

  • Belajarlah sebanyak-banyaknya, jika memang belum ada yang bisa dikerjakan, cobalah membaca.
  • Jangan suka milih-milih kerjaan. Walaupun sudah sarjana hendaknya tidak ‘bau’ dengan kerjaan, meskipun hanya membuat amplop ataupun menulis saja.
  • Jika punya keahlian dalam bidang komputer (ngetik-ngetik maksudnya dan skill lainnya) dan dimintai bantuan hendaknya membantu yang lainnya. Jangan asik dengan pekerjaan sendiri. Kita harus juga tahu pekerjaan rekan-rekan lainnya.
  • Berhematlah. Walau gaji tak seberapa, tapi pikirkanlah untuk mulai berhemat. Lihatlah yang lainnya dengan gaji yang sama tapi mampu menghidupi keluarganya. Cobalah sedikit demi sedikit menabung. Belum tentu yang pendapatannya tinggi bisa menabung karena semakin tinggi pendapatan biasanya semakin besar pengeluaran.
  • Bersyukur.

Terima kasih atas nasihatnya…